menebar kesejukan islam

Senin, 31 Agustus 2015

part two matan abu syuja'

Nama Kitab    : Syarah matan abu syuja’
Kategori    :Kitab fikih madzhab imam syafi’i rohimahullah
Muallif        :Muhammad bin Hasan Abdul Ghoffar
Penerjemah    : Hindra Kurniawan
Situs asli    : www:islamweb.net
Part        : two

Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirobbil’alamin, washallallah ‘ala Muhammadin wa alihi wa ashhabihi ajma’in amma ba’du.

Madzhab Abu Hanifah
Madzhab imam Abu Hanifah ( beliau adalah) Annu’man bin Tsabit. Imam syafi’i mengomentari beliau (dengan berkata): para ahli fikih butuh terhadap Abu hanifah, yaitu tidak ada seorang ulama’ fiqih pun kecuali harus meminum dan meneguk dari lautan ilmunya Abu Hanifah di dalam fiqih. Dan Imam Syafi’I membaca kitab-kitab beliau dan belajar bersama para sahabatnya karena dia belum (dewasa) saat masa imam (Abu Hanifah). Dan imam AsySyafi’I dilahirkan pada tahun kematian imam Abu Hanifah tahun (150 H) dan ini adalah anugrah dari Allah Ta’ala, karena sesungguhnya tidaklah diwafatkan seorang ‘alim kecuali pada tahun yang sama ditakdirkan dilahirkan orang yang akan menjadi ‘alim (yang menggantikannya) seperti syaikh islam Ibnu Taimiyyah rohimahullah, beliau dilahirkan satu tahun setelah  meninggalnya imam Al-‘Iz bin Abdus Salam rohimahullah.

Kadang-kadang imam syafi’I melemahkan pendapat imam Abu Hanifah, karena beliau (imam Abu Hanifah) banyak mengambil qiyas dan akal (dalam pendalilan), oleh karena itu madrasah nya disebut madrasah Arro’yu (menekankan akal), dan yang dilakukan imam Abu Hanifah (menekankan akal dalam pendalilan) ini adalah karena banyaknya penolakan  (hadits) dari masyarakat dan gerakan syiahisasi di negaranya Irak dan Persia (Iran), maka menjadi banyaklah fikih nawazil (membahas perkara yang belum terjadi dan diprediksikan akan terjadi).... Dan kadang (memilih) Hadits-hadits yang pantas karena di negaranya banyak terjadi pendustaan terhadap hadits rosulullah shallallahu’alaihi wasallam (walaupun sohih) . keadaan inilah yang menjadikan beliau mengubah penekanan pendalilan dari ilmu hadits kepada ilmu An-Nadhzor (pertimbangan akal). Oleh karena itu (imam AsySyafi’i) mendhoifkan madzhabnya karena (beliau) lebih banyak mengambil (hujjah) dengan akal daripada dengan hadits.

Madzhab Imam malik
Madzhab yang kedua yang Allah tetapkan, (yang mana)  para sahabat nya menyebarkannya adalah madzhab Al-Imam Malik bin Anas rohimahullah, Imam Negeri Hijrah (Madinah Al-Munawwaroh) rohimahullah. Dia sangat di (banggakan) keilmuannya oleh penduduk kota Madinah,  dan beliau disegani/diikuti para ulama’ dan para pemimpin. Imam syafi’I rohimahullah berkata tentangnya: jika membicarakan tentang Malik maka dia adalah si Bintang (anNajmu),  dan tidak ada seorangpun yang merasa lebih tinggi dari Malik, sehingga diriwayatkan dari imam syafi’I bahwasanya dia berkata: kitab yang paling sohih setelah kitab Allah (Al-Quran) adalah Almuwattho’ (karangan imam Malik). (perkataan ini benar, tetapi) sebelum ditulisnya kitab sohih al Bukhori (adapun setelah itu maka kitab yang paling sohih setelah Al-Quran adalah Sohih Bukhori kemudian sohih Muslim).
Dan imam Malik rohimahullah walaupun madzhabnya itu kuat akan tetapi dibangun di atas perkara-perkara yang sangat serius (dan rawan jatuh dalam kesalahan) ketahuilah hal tersebut adalah: berluas-luas dalam masalah saddu adzzaro’I (menolak kemungkinan bahaya yang muncul), dan juga (berluas-luas) dalam masalah almaslahah Almursalah (kebaikan-kebaikan yang mencakup untuk umum). Maka banyak masalah (dalam madzhabnya menggunakan pendalilan) almaslahah al mursalah dengan kaidah menolak bahaya yang mungkin muncul.
Dan juga dari yang beliau ambil (dalam pendalilan) adalah mendahulukan perbuatan penduduk madinah daripada hadits ahad, padahal beliau itu sangat mengagungkan sekali terhadap hadits nabi shallallahu’alaihi wasallam. Alasan imam malik rohimahullah dalam mendahulukan perbuatan penduduk Madinah (daripada hadits ahad adalah) bahwa mereka adalah sebaik-baik manusia, dan mereka adalah yang menolong Nabi shallallahu’alaihi wasallam, dan mereka yang menemani Nabi shallallahu’alaihi wasallam, (katanya) maka jika mereka semua sepakat (terhadap suatu masalah) yang bertentangan dengan hadits ahad (riwayat satu orang), maka dalam prasangka yang kuat dari saya (kata imam Malik rohimahullah) bahwah hadits hadits tersebut tidak sohih, atau mansukh (sudah dihapus hukumnya dan diganti dengan dalil lain).
Oleh karena itu beliau rohimahullah menolak sebagian hadits-hadits ahad, dan tidak mengamalkannya karena bertentangan dengan perbuatan para penduduk Madinah. Maka engkau (pembaca ) akan melihat beliau berpendapat bolehnya memakan daging kera dan Harimau dan juga berpendapat dengan sucinya Anjing, dan  ini adalah merupakan pendapat yang menyendiri, yang mana imam malik Menyendiri (dari jumhur dalam masalah tersebut).


Madzhab Imam AsySyafi’i
Madzhab ketiga adalah madzhab imam kita (penulis) Assyafi’I, dan madzhab ini kalaulah tidak dikatakan sebagai madzhab yang paling kuat akan tetapi dia adalah termasuk bagian dari madzhab yang terkuat. Dan para peneliti dari para ulama’ ketika mereka membandingkan  madzhab-madzhab di dalam kekuatannya mereka mendahulukan madzhab imam syafi’I rohimahullah dengan mengatakan:
إن أكثر فقهاء المحدثين من الشافعية، فيقدمون الشافعية ثم الحنابلة، أو يقدمون المذهب الحنبلي ثم المذهب الشافعي.
Sesungguhnya kebanyakan ahli fikih yang (sekaligus) ahli hadits adalah dari kalangan penganut madzhab  imam syafi’I, kemudian penganut madzhab imam Hambali, atau mereka mendahulukan madzhab imam Hambali kemudian madzhab imam Syafi’i.


Seorang yang dalam ilmunya dari negeri Mesir yang meneliti kitab Arrisalah (karangan imam Syafi’i) yaitu syaikh Ahmad Syakir, dia berkata:

 لو أمرت مجتهداً أن يقلد مجتهداً لأمرته أن يقلد الشافعي؛ فإن الله حباه نظراً ثاقباً في كتابه وفي سنة نبيه صلى الله عليه وسلم.
Kalau (boleh saya memerintah) seorang mujtahid untuk taklid terhadap mutjahid (yang lain)  maka saya akan memerintahkannya untuk taklid kepada imam Assyafi’I, karena Allah menjadikan beliau (mempunyai) Pendapat yang bersinar di dalam kitab-Nya dan sunah nabi-Nya shallallahu’alaihi wasallam.
Makna perkataan syaikh ini adalah (menunjukkan): tidak bolehnya seorang mujtahid untuk taklid kepada mujtahid (yang lain). Seandainya boleh maka saya akan memerintahkannya untuk taklid saja kepada imam Assyafi’i. dan dalil seorang mujtahid tidak boleh taklid kepada mujtahid yang lain adalah perkataan Ibnu Mas’ud Rodliallahu’anhu:

 لا يكن أحدكم إمعة، والله يقول: {وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ} [النساء:83]
Jangan salah seorang kalian menjadi seorang (yang suka menyiarkan berita negative) sedangkan Allah Berfirman: (Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya). Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri  di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). (Qs.An-Nisa’83).

Dan orang yang beristimbath (berfatwa menyimpulkan hukum berdasarkan dalil) mengembalikan (masalahnya) kepadanya (nabi shallallahu’alaihi wasallam/dalil/Hadits) dan tidak mengembalikannaya kepada manusia, dan juga dilarang atasnya taklid karena alasan 1) pendalilan akal (manusia bukan hadits), 2) dan ini merupakan penyianyiaan terhadap nikmat Allah Jalla wa’ala, 3) karena Allah mencintai mereka untuk memahani Al-Kitab, dan memerintahkannya untuk membawa Al-Kitab (menghafalkan dan memahami), dan memerintahkan manusia untuk kembali (rujuk) kepadanya, maka tidak boleh baginya menyia-nyiakan nikmaat Allah atasnya dan turun dari tingkatan ini (mujtahid/ahli ijtihad). Allah Ta’ala berfirman:
{فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ} [النحل:43]،
(Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka)  maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan* jika kamu tidak mengetahui
*Ya'ni: orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab (hadits, tafsir, dan fiqih).

Dan mafhum syarat dari ayat ini adalah: bahwa sesungguhnya tidak boleh bagimu untuk bertanya jika kamu mengetahui (tidak boleh kamu taklid jika kamu seorang  mujtahid).
Dan kuatnya madzhab imam AsySyafi’I terlihat pada sandaran dan dasar madzhabnya, sungguh dia telah mengumpulkan antara madrasah Al-Hadits dan madrasah Ar-Ro’yu (akal/fiqih). (imam Asy Syafi’I rohimahullah) belajar ilmu Hadits dari imam Malik rohimahullah sampai beliau penuh (kenyang)  sampai-sampai penduduk Irak menjulukinya sebagai penolong sunnah. Dan beliau (imam AsySyafi’I rohimahullah) pergi ke imam Muhammad bin Alhasan Asysyaibani rohimahullah, dan belajar darinya fikih dengan pendekatan akal (yang salim). Maka beliau memadukan antara ilmu hadits dan ilmu akal (yang salim/fiqih). Dan dia FAQIH mendudukkan masalah annawazil (masalah actual) pada kedudukannya dan dia memperkirakan perkara (secara tepat) sebagaimana yang akan kami jelaskan dalam dasar (madzhab) nya (insya Allah).

Dan Allah telah menetabkan madzhab ini tersebar ke seluruh penjuru bumi yaitu:
Di Irak, ketika beliau menulis kitabnya “alqoul alqodim” dan ini adalah madzhab beliau yang awaal (alqodim).

  Di Yaman, dan beliau melakukan perjalanann ke Yaman, sehingga madzhabnya tersebar di Yaman, padahal penduduk Yaman sebelumnya mengikuti madzhab imam Malik Rohimahullah, dan setelah kedatangan imam AsySyafi’I ke Yaman, maka kebanyakan penduduk Yaman berubah menjadi bermadzhab Syafi’I, dan diantara mereka (yang mengikuti madzhab nya) adalah (syiah) zaidiyyah.

Dan termasuk dari kitab-kitab madzhab syafi’I  yang paling baik diantaranya:
Al-Bayan karangan imam ‘Imrony rohimahullah (ini adalah syarah akhir dari Al-Muhadzzab sebelum AlMajmu’). Dan orang alim ini adalah orang asli Yaman, dan menyebutkan dalam kitabnya (masalah) kuatnya penduduk Yaman dalam berpegang kepada madzhab syafi’i.

Di Mesir, dan ketika imam asysyafi’I pergi ke Mesir, maka madzhabnya tersebar di Mesir, dan beliau meninggal di Mesir, dan di makamkan di Kairo, dan Mesir menjadi mulia dengan adanya imam yang dicari-cari ini, yang beliau ini adalah anak pamannya Rosulullah shallallahhu’alaihi wasallam (nasabnya sampai pada rosulullah, cucu, cicit dalam bahasa arab terkadang juga disebut anak/ibnun).

Dan  sungguh berita yang menghebohkan (meninggalnya imam Asysyafi’i) telah sampai pada imam Ahmad yaitu: ( telah meninggal dunia orang alim dari Quraisy yang ilmunya memenuhi seluruh dunia) maka imam Ahmad berkata: saya tidak melihat (orang lain pasti) orang itu adalah AsySyafi’i.

Madzhab Imam Ahmad
Madzhab yang ke empat adalah madzhab Imam Ahmad, para peneliti (ulama’) melihat bahwa dasar madzhab ini kembali kepada madzhab imam Asysyafi’i. dan madzhab imam Ahmad adalah madzhab fiqhi atsari (fikih yang berlandaskan hadits/fikih sunnah). Yaitu tidak ada pendapat akal yang menyendiri, karena imam Ahmad dasarnya adalah Al-Kitab dan As-Sunnah dan Atsar para sahabat rodliallahu’anhum. Dan beliau mengambil dalil dari hadits hasan lighoirihi (hadits yang asalnya dhoif tetapi ada penguat dari jalur hadits lain sehingga hadits tersebut menjadi hasan sebab hadits lain yang sohih dan boleh diamalkan)., dan jika beliau mendapatkan perkataan sahabat rodliallahhu’anhu dalam suatu masalah, maka dia mengambilnya dan berkata: ini adalah “Ijma’Sukuti” (kesepakatan yang disepakati para sahabat rodliallahu’anhum dengan diam). Dan jika (dia mendapatkan perbedaan pendapat dari para sahabat rodliallahu’anhum) beliau mengambil semuanya. Oleh karena itu sebagian murid-murid beliu mengatakan:

 أحمد له في هذه المسألة أربعة أقوال
Imam Ahmad dalam masalah ini mempunyai empat qoul/pendapat

Dan madzhab yang qoul/ pendapatnya (dalam setiap masalah) paling banyak adalah madzhab imam Ahmand (Hambali) ini, karena (jika) dia menemukan atsar dari sahabat Umar bin alKhotob rodliallohu’anhu pasti beliau ambil, kemudian beliau mendapatkan atsar yang lain dengan sanad yang sohih (pada masalah yang sama) dari sahabat Zaid Rodliallahu’anhu, maka beliau ambil (juga), demikianlah sehingga perkataanya (dalam satu perkara) menjadi banyak. KARENA BELIAU MENGUMPULKAN ATSAR-ATSAR TERSEBUT DAN TIDAK MEROJIHKANNYA (tidak memisahkan mana yang rojih dan mana yang marjuh/ maksudnya mana yang sohih mana yang tidak sohih).
Dan ini adalah madzhab yang paling lurus dan paling baik karena bersandarkan kepada Al-Atsar.


Kuatnya Madzhab Imam Asy Syafi’i
Allah Jalla wa ‘Ala mencintai umat ini dengan empat madzhab yang ajarannya tersebar paling luas mereka: Madzhab Al-Hanafi, Al-Maliki, Asysyafi’I, dan Al-Hanbali (sehingga apabila tiga orang saja dari imam yang empat tersebut sudah sepakat tentang suatu perkara sudah bisa dikatakan sebagai pendapat jumhur). Dan madzhab Asy Syafi’I adalah yang terkuat secara mutlak.
Dan saya (Muhammad bin Hasan Abdul Ghoffar) telah bertanya kepada guru saya Abu Ishak Al-Huwaini rohimahullah-dan dia termasuk orang pilihan- yang memahami tentang madzhab yang terkuat, dan dia telah bertanya kepada syaikh Al-Albani tentang madzhab yang paling kuat yang memungkinkan  sebagai sandaran para penuntut ilmu.
Sedangkan Syaikh Al-Albani rohimahullah adalah Jabaluls Syamikh (gunung yang sangant tinggi dan kokoh) yang seseorang tidak akan mampu mencapai derajat gunung ini, dan dia adalah terbaiknya ulama terkemuka.
(beliau) Mengumpulkan ilmu hadits, usul fiqih, dan beliau merupakan orang yang paling kuat pandangannya (dalam menilai suatu masalah), dan kekuatan berjidal dan pendapat tidak akan mungkin terjadi Kecuali  jika kokohnya ilmu dalam usul fikih dan kaidah fiqhinyyah.
Dan beliau adalah sangat tegar dalam kebenaran, dan tidak boleh (sama sekali seseorang) menisbatkan syaikh Al-Albani bermadzhab Adz-Dzohiri. Dan (walaupun) kadang dikatakan: perkataan beliau rohimahullah dalam masalah ini mirip dengan perkataan Adz-Dzohiriyyah, akan tetapi tidak boleh mengatakan beliau bermadzhab Adz-Dzohiri, atau juga tidak boleh mengatakan beliau itu tidak faqih, (perkataan seperti) ini tidak pantas untuk diberikan kepada terbaiknya ulama’ terkemuka. Wajib bagi kita untuk bersikap sopan, dan belajar menempatkan manusia sesuai dengan tempatnya, dan beliau selalu berdalil dengan Al-Quran, dan tidak mengambil satu madzhab tertentu.
Dan ketika Syaikh Abu Ishaq bertanya kepada beliau (syaikh Al-Albani rohimahullah tentang madzhab beliau) beliau mengatakan: (madzhab saya/syaikh Al-Albani rohimahullah adalah) Alkitab dan As-Sunnah, maka bertanya lagi: wahai guru kami, orang-orang mengatakan (wajib hukumnya bagi) para penuntut ilmu (untuk) bersandar terhadap suatu madzhab (tertentu) --- dan (perkataan) ini benar (sebab) seorang tolibul ilmi harus bersandar pada satu madzhab (tertentu karena) tidak setiap penuntut ilmu mampu untuk mengambil kesimpulan hukum dari Al-Quran dan As-Sunnah (sendiri  akan tetapi dia perlu mengambil dari ulama sebelumnya), dan manusia bertingkat-tingkat dalam akal dan kefahaman, dan Allah melebihkan kepada orang yang dikehendaki-Nya--- dan syaikh Al-Albani berkata:
 إن كان لابد فالمذهب الشافعي ثم الحنبلي، قال: وأكثر المحدثين من الشافعية.فهذا المذهب قوته تظهر في أنه جمع بين علمي الحديث والفقه’
Jika memang harus (bersandar pada salah satu madzhab, karena belum mampu beristimbat dan berijtihad) maka (pilihlah) madzhab Asysyafi’I kemudian madzhab Al-Hambali, karena kebanyakan  (fuqohah yang sekaligus) ahli hadits adalah dari madzhab asysyafi’i. Dan madzhab (asy syafi’i) ini kekuatannya jelas karena MENGUMPULKAN ANTAR ILMU HADITS DAN ILMU FIQIH.

(Peringatan!!! Dari penerjemah: Adab kita terhadap para aimmah (imam) adalah menghormati mereka dan tidak melecehkan mereka apabila mereka jatuh dalam kesalahan, terlebih imam empat madzhab, Karena mereka sudah mencapai derajat MUJTAHID MUTLAK Almuntasib, sehingga apabila mereka salah mereka mendapatkan satu pahala dan kesalahan mereka diampuni oleh Allah Ta’ala, dan apabila mereka benar maka mereka mendapatkan dua pahala yaitu pahalya berijtihad dan pahala benarnya dalam berijtihad.)


If you want to read the part one please go to this ywebsite….http://hiida.blogspot.com/2015/08/matan-abu-syuja-part-one.html?m=1t
nlah saya mengajukan beberapa pertanyaan,  yang sudayh faham mohon memberi faedah kepada yang lain dengan sudi menjawab pertanyaan berikut ini, satu orang hanya boleh menjawab satu pertanyaan. Saya harap pertanyaan terjawab semua, semoga Allah ymemberikan semangat kepada kita untuk menjawabnya, barokallah fikum.

1)Siapakah nama lengkap imam abu hanifah rohimahullah?

2)Seorang imam besar meninggal setahun kemudian Allah Ta’ala melahirkan syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, siapakah ulama besar tersebut?

3)Imam syafi’I rohimahullah mengatakan : …tidak ada s6eorang ulama’ fiqih pun kecuali harus meminum dan meneguk dari lautan ilmunya Abu Hanifah di dalam fiqih..

Begitu besar pujian beliau akan tetapi kenapa beliau melemahkan/mendoifkan madzhab imam abu hanifah rohimahullah?

4)Situasi apa yang menjadikan imam Abu Hanifah tidak menekankan pendekatan Hadits di dalam madzhab beliau?

5)Imam syaifi’I rohimahullah mensifati imam malik rohimahullah sebagai apa?

6)Apakah benar kiatab paling sohih setelah Al-Quran adalah Al-Muwatto’ karangan imam malik?

7)Dalam membangun madzhabnya, imam Malik rohimahullah jatuh dalam perkara yang sangat serius dan rawan kesalahan, apakah dua hal tersebut?

8)Mengapa madzhab  imam malik rohimahullah menghalalkan daging kera dan harimau dan berpendapat sucinya Anjing?

9)Apakah taklid itu? Siapakah yang boleh taklid, dan siapakah yang tidak boleh taklid?

10)Siapakah ulama’ mesir yang telah meneliti kitab Arrisalah (karangan imam asysyafi’i)?

11)Apakah makna beristimbath?

12)Sebutkan tiga alasan mujtahid tidak boleh taklid?

13)Allah Ta’ala menyuruh kepada kita untuk bertanya kepada “ahladz dzikri” jika kita tidak mengetahui. Siapakah ahludz dzikri itu?

14)Apa maksud perkataan mafhum syarat” bahwa sesungguhnya tidak boleh bagimu untuk bertanya jika kamu mengetahui”?

15)Apa yang menyebabkan kuatnya madzhab imam asysyafi’I rohimahullah?

16)Kepada siapakah imam assyafi’I belajar  ilmu hadits sampai penuh? Dan kepada siapakah beliau belajar ilmu fikih?

17)Karena banyaknya mengajarkan ilmu hadist maka Orang-orang  Irak menjuluki imam asysyafi’I dengan apa?

18)Madzhab Imam syafi’I tesebar di mana saja?

19)Daerah mana yang dahulunya mengikuti madzhab imam malik tetapi kemudian berpindah menjadi mengikuti madzhab imam asysyafi’i?

20)Siapa pengarang kitab Al-Bayan? Bermadzhab apakah kitab tersebut? Dan dijelaskan di dalamnya tentang apa?

21)Imam asysyafi’I rohimahullah meninggal di mana? Dan dikebumikan di mana?

22)Apa maksud pendapat fiqhi atsari? Madzhab siapakah itu?

23)Apa maksud hadits hasan lighoirihi? Apakah boleh diamalkan hadits hasan lighoirihi?

24)Apakah maksud perkataan imam malik rohimahullah “ijma’ sukuti” berikan contohnya?

25)Kenapa madzhab imam ahmad rohimahullah menjadi madzhab yang paling banyak qoulnya dalam satu masalah?

26)Kenapa madzhab imam ahmad rohimahullah dikatakan oleh penulis sebagai madzhab yang paling lurus dan paling baik?

27)Siapakah gurunya penulis yang beliau adalah muridnya syaikh Al-Albani rohimahullah?

28)Apakah madzhab syaikh Al-Albani rohimahullah? Dan bolehkah kita mengatakan beliau sebagai madzhad adzohiriy?

29)Sebutkan dua madzhab yang direkomendasikan oleh syaikh Al-Albani rohimahullah? Mengapa beliau merekomendaikan madzhab tersebut?

j

Allahummanfa’na ma ‘allamtana, wa’allimna ma yanfa’una, wala taj’alid dunya akbaro hammina, amin.
Washallallah ‘ala Muhammad, walhamdulillahirobbil ‘alamin
Tobe Continue part three  BIO GRAFI IMAM ASSYAFI;I insya Allah…


Tidak ada komentar: